Purwokerto —Hadirnya era industri 4.0 juga mangharuskan koperasi dapat bertransformasi dan membangun karakter, kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi. Dengan kata lain, koperasi dituntut mampu beradaptasi dengan era industri 4.0. Sebab jika tidak, koperasi akan tergilas oleh perubahan zaman yang semakin dinamis ini.

Demikian diungkapkan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan dalam seminar nasional bertema “Koperasi Indonesia di Era Industri 4.0” di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (11/7).

Lebih lanjut kata Prof Rully, era industri 4.0 menjadi tantangan baru yang dihadapi perkoperasian di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya perubahan gaya hidup generasi milenial yang begitu cepat dan tidak menentu, akibat perkembangan teknologi informasi, robotik, artifical inteligence, dan komunikasi yang sangat pesat. “Tetapi saya katakan bahwa jangan khawatir koperasi pasti bisa beradaptasi dengan era industri 4.0,” ujarnya lagi.

Namun Rully tetap percaya bahwa era industri 4.0 ini, akan mampu membuat koperasi Indonesia akan semakin maju dan berkembang. Karenanya, Kemenkop akan terus mengupayakan dan mendorong koperasi untuk berani tampil percaya diri menghadapi era industri 4.0 ini.

Dimana upaya tersebut telah dilakukan dengan program Reformasi Total Koperasi, yang meliputi reorientasi, rehabilitasi, dan pengembangan koperasi. Kebijakan ini diharapkan Rully akan mendorong koperasi semakin tumbuh berkembang. Langkah ini kata dia, telah menandai ada perbaikan dalam kualitas koperasi. “Ini upaya kita untuk menyehatkan koperasi. Jangan sampai kita terlalu lama berhadapan dengan koperasi yang hanya membentuk citra yang tidak bagus, itu hasil rehabilitasi kita. Data diperbaharui, terus diawasi, pengawasan dijalankan,” paparnya.

Sementara itu Ketua Umum Dekopin, Nurdin Halid mengatakan, bahwa di tengah dinamika ekonomi digital saat ini, generasi milenial koperasi langsung bergerak cepat sehingga banyak koperasi sudah menerapkan sistem digital. Baik untuk pembukuan, transaksi, promosi produk, bahkan sudah ada koperasi yang melakukan rapat anggota secara online.

“Untuk itu saya mengajak kita semua berhenti mencaci diri sendiri, memecahkan cermin yang hanya melukai wajah kita sendiri. Berpikir dan berucaplah positif penuh gairah tentang koperasi, karena itu jatidiri kita,” tandas Nurdin.

Masih jelas Nurdin, koperasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial ekonomi masyarakat bangsa saat ini. Dimana dampak keberadaan koperasi sangat luas dan tidak sederhana. Sayangnya kata dia, koperasi terhimpit oleh doninasi sistem tunggal kapitalisme. “Koperasi itu simbol perjuangan rakyat bawah, melawan kedigdayaan kaum kapitalis yang hanya punya satu kamus, yaitu untung. Kamus kita beda, yaitu manfaat. Dengan cara berpikir demikian maka gerakan koperasi Indonesia tidak akan pernah mati,” pungkasnya