Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan menjangkau 4.270 industri kecil dan menengah (IKM) untuk didorong berdagang di toko online.
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan konsep memasukan IKM ke toko daring telah dijalankan sejak 2017. Kala itu ditetapkan 1.000 industri dapat difasilitasi ke dalam jaringan. Dalam realisasimya pihaknya berhasil menjangkau 1.700 peserta.
“Angka tersebut melebihi target yang ditetapkan sebanyak 1.000 IKM. Pada 2018, ditargetkan dapat merangkul 4.270 IKM dan tahun 2019 sekitar 5.240 IKM. Sehingga pada 2019, jumlah IKM yang terlibat akan melampaui 10.000 IKM dan 30.000 produk IKM lokal dapat diakses konsumen melalui marketplace,” kata Gati melalui keterangan tertulis di Jakarta (15/1/2018)
Gati menjelaskan semenjak progam industri IKM didorong masuk ke ranah online atau dikenal dengan program e-Smart IKM maka pihaknya menampilkan sistem berbasis data yang meliputi sentra dan produk IKM yang tersaji secara terintegrasi dengan marketplace lokal.
“Hingga saat ini, kami telah bekerja sama dengan Bukalapak, Blanja, Tokopedia, Blibli, dan Shopee,” ujarnya.
Lebih lanjut, menurut Gati, program ini juga memberikan panduan bagi pengambil kebijakan di dalam pelaksanaan fungsi pembinaan IKM yang lebih terpadu dan tepat sasaran.
“Jadi, berbagai manfaat bisa dirasakan oleh para pelaku IKM kita, seperti mendapatkan promosi online, mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta mendapatkan pembinaan dari pemerintah,” ungkapnya.
Terdapat sembilan komoditas unggulan dalam negeri yang tengah dipacu pengembangannya melalui pasar online, yaitu sektor kosmetik, fesyen, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, mebel, herbal, dan produk logam.
“Tahun ini, salah satu sektor IKM yang akan digenjot pertumbuhannya adalah produk fesyen, khususnya busana muslim. Hal ini sejalan dengan target Indonesia yang ingin menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada 2020,” ujar Gati
Recent Comments