Tanpa sedikit pun ragu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, bahwa saat ia menghadiri pertemuan dengan pengurus-pengurus koperasi beberapa waktu lalu, ia melihat sudah tua semua, nggak ada anak muda. Oleh karena itu kata dia tidak ada salahnya kaum milenial diajak masuk untuk mengurusi koperasi.

Tidak hanya sampai disitu, Teten juga menyindir dan menyebut bahwa koperasi-koperasi kita saat ini sudah jadul bukan main. “Lantaran itu, untuk menjawabnya digitalisasi menjadi sangat penting diterapkan di koperasi, dan itu mutlak harus dilakukan,” kata Teten Masduki saat didaulat berbicara pada acara Indonesia Digital Conference (IDC) di Jakarta Kamis (28/11).

Menteri mengaku, upaya pemerintah menjawab tantangan digitalisasi memang masih jadi hambatan bagi Kemenkop dan UKM. Ini khususnya pembenahan pada Koperasi yang menurut Menkop UKM, Teten Masduki sangat sulit diubah. Padahal, lanjut dia, koperasi yang ada di luar negeri sangat produktif dan bahkan berkembang pesat dibanding Indonesia yang hanya sekadar wacana serta masih menerapkan sistem “jadul”.

“Di New Zealand, ada Fontera, koperasi susu. Kemudian, koperasi gandum di Australia itu gede banget. Kalau kita, koperasinya baru politik,” ucapnya. Koperasi yang ada di negara luar bahkan sudah menerapkan sistem digitalisasi. Sayangnya, di Indonesia hendak beralih pada sistem tersebut justru terganjal aturan.

Namun, dirinya tetap berupaya agar Koperasi di Indonesia bisa berkembang. “Di luar (negeri) sementara ada aplikasi koperasi. Begitu saya usulin itu, regulasinya susah. Karena keputusan koperasi itu harus keputusan anggota dan harus ditandatangani tandatangan basah. Itu nggak bisa saya bikin koperasi berbasis digital. Tapi, ini harus dilakukan. Koperasi berbasis produksi itu di dunia sangat kuat,” ungkap Teten.

Walaupun terhambat regulasi, pihaknya tetap akan mengupayakan agar Koperasi di Indonesia mampu berkembang. Perubahan itu dimulai merekrut para milenial untuk mau mengubah Koperasi ke arah teknologi digital. “Ini juga modernisasi koperasi harus dilakukan. Digitalisasi koperasi banyak yang simpan pinjam dan sebagainya,”