Kementerian Koperasi dan UKM akan melakukan terobosan dengan mereformulasi kebijakan pembiayaan. Tujuannya untuk meningkatkan akses koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ke lembaga pembiayaan bank dan nonbank.
“Intinya, kita akan terus memperkuat barisan dalam meningkatkan akses UMKM ke pembiayaan yang mudah dan sesuai karakteristik,” ujar Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Setyowati, di Jakarta, pekan lalu.
Mengutip keterangan tertulis, Yuana menyebutkan bahwa Kemenkop dan UKM dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) akan mendesain menu-menu pembiayaan. Sehingga para pelaku usaha bisa melibatkan dan dinikmati lebih banyak KSP/KSPPS di seluruh Indonesia.
“Kita memiliki LPDB KUMKM yang diharapkan bisa lebih bersinergi dalam transformasi program untuk memperkuat permodalan KSP dan KSPPS,” kata Yuana.
Yuana mengakui dapat banyak masukan dan keluhan dari Koperasi Simpan Pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS/KBMT) terkait optimalisasi penyaluran dana bergulir LPDB KUMKM.
Untuk itu, Yuana ingin diskusi dengan para pelaku juga pakar untuk kemudahan akses pembiayaan.
“Sehingga, sedikit KSP/KSPPS yang memperoleh akses, serta proses layanan yang sering tidak sesuai dengan SOP,” kata Yuana.
Saat ini hal yang hangat dibahas adalah program kredit Ultra Mikro (UMi) yang mulai digulirkan pada 2017 ini. Plafon dana yang disalurkan sebesar Rp 1,5 triliun (APBNP 2017) dan Rp 2,5 triliun (RAPBN 2018), dengan alokasi per UMi maksimal Rp 10 juta.
“Perlu sosialisasi yang masif sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran informasi, antara lain banyak gerakan koperasi yang beranggapan bahwa program tersebut dilaksanakan oleh Kemenkop UKM”, kata Yuana. (Yan)
Recent Comments