Siapa bilang koperasi hanya berbisnis ecek-ecekan, yang hanya memutar uang recehan. Buktinyya, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Pekalongan mampu mendulang aset hingga Rp 7,03 trilun dengan volume usaha sebesar Rp 4,6 triliun. Hal tersebut ditemukan oleh penulis dan pengamat koperasi Irsyad Muchtar dalam buku 100 Koperasi Besar Indonesia 2017.
Irsyad menggunakan beberapa kriteria dalam mementukan 100 koperasi besar Indonesia. Pertama berdasarkan bangunan fisik koperasi, managemen, penerapan teknologi dan informatika, CSR, serta mengacu kepada peraturan Menteri Koperasi nomor 7 tahun 2011. Dalam peraturan tersebut dikatakan kriteria koperasi besar adalah apabila dia memiliki aset minimal Rp 10 miliar, omzet minimal Rp 50 miliar, serta setidaknya punya 1.000 anggota.
“Berdasarkan penilaian saya di lapangan banyak sekali koperasi melebihi kriteria koperasi besar itu, bahksan sampai punya aset Rp 7 triliun. Sesuai peraturan menteri tersebut terdapat 200 koperasi yang memenuhi syarat,” ujar Irsyad dalam acara peluncuran 100 Koperasi Besar Indonesia 2017 di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta (30/10/2017).
Setelah data terhimpun, Irsyad menyerahkan data tersebut untuk dinilai oleh pihak Kemenkop UKM dipimpin oleh Deputi Kelembagaan Kemenkop UKM Meliadi Sembiring, pihak akademisi diwakili oleh Indra Fahmi dari IKOPIN, serta penilai lapangan dilakukan oleh Pengamat Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (Akses) Suroto.
Irsyad mengatakan dari 100 nama Koperasi Besar Indonesia 98 berhasil mempertahankan diri diposisi 100 besar dibandingkan tahun 2015.
“Ini bagus, kalau dia berganti, berarti koperasi abal-abal, abis terima dana, dia kabur. Indikator bagus itu adalah ia bertahan. Di luar yang 100 koperasi ini ada yang merasa bagus kinerjanya seperti Koperasi Harapan Kita Belawan di Medan yang berhasil naikan aset dari Rp 100 miliar jadi 120 miliar. Ternyata rengking dia turun dari 60 ke 80, kenapa karena ketika dia kalah cepat berlari dari koperasi lain,” terang Irsyad.
Irsyad berpendapat alasan koperasi Indonesia semakin berkembang lantaran dari data yang Ia himpun, hampir 80% koperasi sudah menggunakan finansial teknologi. Walaupun Isryad melihat penggunakan teknologi masih bertahap.
Pada peluncuran buku tersebut, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menyerahkan piagam serta tropi kepada sejumlah koperasi besar yang kinerjanya menonjol.
Sebanyak 13 koperasi mendapat penghargaan sebagai pengelola Aset Terbesar, Volume Usaha Terbesar, CSR Terbaik dan lT Terbaik. Koperasi tersebut adalah:
- Kopdit Lantang Tipo meraih tiga penghargaan sebagai koperasi kredit dengan aset, volume usaha dan lT Terbaik.
- KSPPS UGT Sidogiri meraih tiga penghargaan sebagai koperasi syariah dengan aset, volume usaha dan IT Terbaik.
- Koperasi Setia Bakti Wanita Surabaya meraih dua penghargaan sebagai koperasi konsumen dengan aset terbesar dan lT terbaik
- Kisel Jakarta meraih dua penghargaan sebagai koperasi fungsional dengan Volume Usaha Terbesar dan IT Terbaik.
- Kospin Jasa Pekalongan Jawa Tengah meraih dua penghargaan sebagai koperasi simpan pinjam dengan Aset dan Volume Usaha Terbesar.
- Koperasi Pusat Susu Bandung Utara Lembang meraih dua penghargaan sebagai koperasi produsen dengan Aset dan Volume Usaha Terbesar.
- Koperasi Syariah Benteng Mikro lndonesia meraih penghargaan koperasi syariah dengan CSR Terbaik
- Koperasi Astra International meraih penghargaan sebagai koperasi fungsional dengan CSR Terbaik
- Koppas Srinadi meraih penghargaan sebagai koperasi konsumen dengan Aset Terbesar
- Kopdit Keling Kuman Sintang Kalbar meraih penghargaan sebagai koperaasi kredit dengan CSR Terbaik
- Koperasi Agro Niaga Jabung Malang Jawa Timur meraih penghargaan sebagai koperasi produsen dengan CSR Terbaik
Recent Comments