Luar biasa, kalau tak boleh dikatakan mencengangkan. Itulah catatan yang patut diutarakan dari prestasi gemilang yang dicapai Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) sepanjang September 2019 ini.
Bukan apa-apa, baru saja pada 4 September lalu koperasi ini sudah serahkan bantuan sosial kepada anggotanya berupa Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) yang ke-183 unit di Jatake, kota Tangerang, kembali disusul dengan penyerahan HRSH yang ke-186 dan187 unit pada 24 September kemarin.
Itu artinya dalam rentang waktu 20 hari HRSH yang diserahkan bertambah 4 unit. Kali ini rumah yang diserahkan diberikan kepada seorang anggota dan seorang non anggota yang tergolong keluarga miskin. Keduanya berada di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kopsyah BMI dalam membangun rumah untuk membantu anggota, ada yang dimulai dari awal, rehab dan rumah angsuran dengan tanpa DP. Tentu saja, apa yang sudah dikerjakan Kopsyah BMI yang berkantor pusat di Ruko The Times Square, Jl Boulevard Andalucia Paramount Land, BSD Tangerang ini patut diberi apresiasi.
Soalnya, koperasi satu ini dalam berbisnis tidak semata-mata mencari keuntungan, tapi dibalik itu sarat dengah nuansa beribadah Maka, tak heran kalau Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Rully Indrawan dalam pengarahannya pernah mengatakan, bahwa ke depan pihaknya akan mendorong tumbuhnya koperasi-koperasi Syariah model Kopsyah BMI. Sebab, model koperasi seperti ini kata dia, memang kental dengan bantuan sosialnya, untuk membantu kalangan tidak mampu.
Lantas, yang menjadi pertanyaan dari mana Kopsyah BMI mampu membiayai pembangunan rumah siap huni dan dihibahkan secara gratis. Ternyata anggarannya, tidak semata-mata diambil dari keuntungan usaha yang dikelola Kopsyah BMI.
Seperti dikatakan oleh Presiden Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara SE, ME, bahwa koperasi yang dipimpinnya dikelola secara syariah, infak, wakaf dan zakat. “Dengan pola koperasi syariah seperti itu, sumber dana yang masuk dan dikelola tidak hanya datang dari perputaran uang usaha simpan pinjam. Akan tetapi juga dari infak, wakaf dan zakat, yang tentunya sah-sah saja dimanfaatkan untuk membantu umat dari kalangan yang kurang mampu,” kata Kamaruddin kepada Pipnews (24/9).
Sebagai contoh lanjut dia, kini Kopsyah BMI tercatat sebagai koperasi terbesar se Indonesia dalam mengumpulkan wakaf. Hingga 31 Agustus lalu, nilai wakaf yang dikumpulkan tercatat sebesar Rp 6,2 miliar.
Kata dia Kopsyah menggerakkan setiap anggota berwakaf Rp 2000 per minggu dan infaq Rp 1000 per minggu. Lanjut Kamaruddin, dalam melayani anggota untuk kebutuhan sosial tiak hanya berupa rumah gratis dan rumah tanpa DP, tapi juga pelayanan-pelayanan lainnya. Diantaranya santunan untuk anggota yang sakit, memberikan kursi roda bagi anggota yang lumpuh, beasiswa bagi anak yatim dan pelayanan ambulans secara gratis.
Dalam catatan Pipnews mengutip buku laporan tahunan, pada Desember 2018 Kopsyah BMI memiliki aset senilai Rp 499,309 miliar, atau nyaris Rp 500 miliar. Sedangkan jumlah anggota 144.544 orang dengan karyawan sebanyak 686 orang. Saat ini Kopsyah BMI memiliki 5 kantor cabang dan 41 kantor cabang pembantu yang tersebar di 8 kabupaten dan kota di Banten.
Recent Comments