Rulli Nuryanto Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Kementerian Koperasi dan UKM menegaskan, bahwa inovasi UMKM harus terus digenjot mengikuti perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutan kunci dalam Seminar Bisnis ICSB dengan tema ‘UMKM di era Revolusi Industri 4.0’ di Gedung Kewirausahaan FEB Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (9/10).

Hadir pada kesempatan tersebut Presiden ICSB Indonesia Dr Jacky Mussry, Pejabat Dinas Koperasi dan UKM, Ketua Klinik Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis UNDIP, Korwil ICSB Jawa Tengah, Ketua Dekopinwil Jawa Tengah dan perwakilan perbankan di Provinsi Jawa Tengah.

Di hadapan 400 peserta seminar, Rulli menjelaskan bahwa berdasarkan laporan e-economy SEA, ekonomi digital Indonesia, mencapai US$ 40 miliar atau sebesar Rp 560 triliun pada 2019 ini. Jika dibanding negara di Asia Tenggara, Indonesia paling besar dan cepat pertumbuhan ekonomi digital. Hal ini menurut Rulli, merupakan peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku UKM. Peluang karena pertumbuhan ekonomi digital akan membuka peluang pasar. Sementara tantangannya, para pelaku UKM harus mampu mengikuti perkembangan dan perubahan selera pasar yang cepat dan perubahan pola belanja konsumen. “Oleh karena itu kemampuan atau daya inovasi pelaku UKM harus terus didorong dan ditingkatkan,” tandasnya.

Sementara itu Presiden ICSB Indonesia Dr Jacky Mussry, mengatakan ICSB Indonesia telah didukung 4 pilar utama yang saling bersinergi untuk memperkuat perkembangan UKM di tanah air. Meliputi pemerintah, akademisi, periset, serta praktisi bisnis. “Hingga saat ini ICSB Indonesia telah melibatkan unsur-unsur tersebut dalam berbagai kegiatan yang diadakannya, baik di tingkat nasional maupun lokal (daerah),” ujar Jacky.

Ia menambahkan bahwa UKM merupakan benteng ekonomi Indonesia. Untuk itu harus sama-sama didukung dan majukan agar bisa scale up. Menurutnya, dalam Revolusi Industri 4.0 saat ini, basic usaha (SDM, manajemen) harus terlebih dahulu diperkuat, agar tidak kalah bersaing. “Dalam menjalankan usaha saat ini antara online dan offline harus berjalan bersama-sama,” lanjut jacky.

Adapun Ketua Klinik Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis UNDIP, Idris mengatakan bahwa ICSB sebagai triger pertumbuhan ekonomi, akan selalu disupport khususnya melalui klinik kewirausahaan dan inkubator bisnis UNDIP. Sebab kata dia, masih banyak pengembangan kewirausahaan di luar yang beum terintegrasi dengan baik. “Sehingga potensi-potensi yang ada di Jawa Tengah, bisa sama-sama dikembangkan,” pungkas Idris.

Pada kesempatan yang sama, Kabid Restrukturisasi Dinas Koperasi dan UKM, Sondi Purwoko mengatakan masih banyaknya UKM di Jateng yang masih perlu didukung oleh berbagai pihak. “Terutama dalam era Revolusi Industri 4.0 kita harus selalu mendukung UMKM di indonesia khususnya di Jawa Tengah terutama dalam hal pengembangan SDM. Di Jawa Tengah sudah terdapat tempat berjualan secara online di Sadewa Market,” paparnya.

Namun imbuh Sondi, kendala utamanya yakni belum banyak U‎KM yang tertarik memasarkan produknya di sana, mengingat masih keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Karena kata Sondi, memanfaatkan teknologi digital, butuhkan pengetahuan ebih mendalam mengenai sistemnya. “Untuk itulah pentingnya kita meningkatkan pengetahuan SDM pada UKM,” tutup Sondi.