Jakarta, PIPNewsJatim.Com – Bekerja di perbangkan dulunya menjadi suatu kebanggaan, bahkan banyak orang yang berlomba-lomba ingin menjadi karyawan bank. Betapa tidak, ketika seseorang bekerja di tempat bergengsi ini dianggap memiliki kehidupan lebih baik secara finansial dan jenjang karier pun terbuka lebar. Tapi, apakah semua orang mengimpikan hal demikian?

Masing-masing orang punya mimpi namun ternyata tidak semua orang puas hanya berkutat di dunia perbankan. Ari Lastina (31) mengubah haluan dari korporasi beralih ke koperasi dengan menciptakan koperasi berbasis teknologi bernama Danaprospera.id.

Perempuan yang akrab disapa Ari ini menceritakan pengalaman kerjanya. Selama 15 tahun ia malang melintang di dunia perbankan retail dengan posisi terakhir sebagai Senior Vice President di salah satu bank kenamaan. Namun, ia merasa masih ada yang mengganjal dalam dirinya. “Hingga saya memutuskan keluar dari zona nyaman,” ujar Ari saat ditemui di Manggarai beberapa waktu lalu.

Ternyata, semasa kecil Ari bercita-cita ketika dewasa ia ingin menjadi seorang guru, petani, dokter atau profesi lain yang secara langsung dapat membantu sesama. Bahkan ia selalu teringat semasa masih berkuliah di Fakultas Ekonomi Universita Gajah Mada (UGM) yang merupakan “Universitas Ndheso” bahwa kita harus melakukan pengabdian untuk bangsa dan sesama.

“Yang paling saya takuti dalam hidup ini adalah “I wake up someday and regret for not doing things I should have done”. Karena itu saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perbankan pada awal 2017,” kata perempuan berambut panjang ini.

Ia pun semakin gelisah setelah mengetahui bahwa 2035 nanti, Indonesia akan mengalami bonus demografi dimana lapangan kerja korporasi tidak akan dapat mengakomodasi 210 juta tenaga kerja. “Lalu akan kemana adik, saudara bahkan anak kita nanti akan bekerja? Karena itu daripada mencari pekerjaan, lebih baik kita menciptakan lapangan pekerjaan,” kata salah satu Founder Danaprospera ini.

Melihat hal tersebut, Ari memutuskan untuk bergabung dengan teman-teman yang lebih dahulu berkecimpung didunia koperasi. Sambil bercanda mereka selalu bilang “dari Korporasi ke Koperasi”.

Mereka akhirnya membantu pemberdayaan bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk petani, pemulung, penjual makanan, pemotong besi, pengolahan sampah plastik, rumah subsidi

“Dan sampai akhirnya tahun lalu kami luncurkan fintec P2P (peer to peer), satu-satunya di Indonesia yang berbasis koperasi, www.danaprospera.id,” jelas Ari dengan antusias.

Meski demikian, banyak diantara mereka yang masih pesimis meluncurkan platform online ini. Beberapa diantara mereka mengatakan “Wah kalau P2P pasti Non Performing Loan-nya tinggi. Nanti pasti kerjaanya Write-Off kredit macet doang….”.

Namun dari pengalaman sebagai Product Head Credit Card and Loan di Citibank, pendekatan pembiayaan di Danaprospera berbeda. “Kami menggunakan penjamin dan jaminan asset tetap: rumah, ruko, tanah, villa. Selama ini kami aman dari kredit macet,” kata Ari.

Dengan modal investasi sebesar Rp 100 ribu Danaprospera ingin mengajak generasi muda untuk mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air. Tidak berhenti di situ, kepekaan Ari terhadap permasalah sosial yang ada saat ini membuat ia aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial diantaranya Yayasan Sujud Indonesia, serta menggagas gerakan @sobatwinda.

Terinspirasi dari para penggiat UMKM yang kerap ditemui, ia ingin mengajak masyarakat untuk ikut peduli dan berkontribusi terhadap profesi-profesi yang selama ini mungkin terlupakan. “Selain itu kami juga akan memberikan inovasi-inovasi baru untuk menyambut bonus demografi yang akan datang ke negeri ini,” tutup Ari penuh harapan. [JC]