Setelah sukses menyelenggarakan Seminar Digital Marketing bagi Pengusaha Start Up (cara promosi dan menjual secara online) pada awal Januari 2018. Kini Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Ikopin (PIBI Ikopin) menggandeng komunitas anak muda yang terhimpun dalam Digital Youthpreneur, menyelenggarakan seminar serupa, Sabtu, (28/4) di Gedung Ikopin Training Centre (ITC).

Peserta pelatihan yang hanya dibatasi 50 orang itu agar pelaksanaanya lebih maksimal. Direktur Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Ikopin (PIBI Ikopin) Indra Fahmi dalam rilisnya, menegaskan, bahwa pada pelaksanaan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Pada diklat kali ini pelaksanaannya berbentuk workshop, sehingga peserta dapat langsung mempraktekannya selama kegiatan berlangsung.

Indra menambahkan, workshop ini dipandu instrukur Haryo Ardito, seorang praktisi Digital Marketing dengan materi Facebook Ads, Instagram Ads, SEO & SEM, Google Ad words, E-Mail Marketing, dan Optimalisasi Webiste. Masih menurut Indra, kegiatan ini merupakan salah satu upaya PIBI dalam meningkatkan kompetensi para pelaku usaha (Start Up) khususnya kompetensi marketing. “Dalam penerapan strategi pemasaran produknya, senantiasa kita dihadapkan pada empat hal klasik, yaitu belum memahami perbedaan antara pemasaran (marketing) dan penjualan (sales). Kedua, sering mengandalkan harga murah sebagai strategi bersaing. Ketiga, belum memahami konsep service. Keempat, belum membangun positioning and differentiation,” jelasnya.

Indra menambahkan, beberapa pengusaha Start-Up ada yang tidak menyadari adanya kompetitor yang menawarkan manfaat produk/jasa sejenis yang relatif sama. Ada juga yang sudah menyadari hal ini, tetapi mereka pasrah dengan keadaan tersebut, kemudian terjebak dalam perang harga (price war). Kata dia yang harus dilakukan pada kondisi saat ini adalah mempertajam differentiation dari manfaat yang ditawarkan, supaya berbeda dengan para kompetitor.

Tujuan besarnya lanjut Indra, adalah supaya dapat memiliki positioning di pikiran dan hati konsumen. Jika sudah melakukannya maka konsumen sudah punya opsi untuk kembali kepada brand produk tersebut. Sekaligus menjadi brand endorser yang mengkomunikasikan brand tersebut kepada keluarga atau kolega mereka. “Salah satu peluang untuk meningkatkan upaya tersebut adalah dengan membidik masyarakat pengguna internet”, jelas Indra lagi.

Dimana jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sekitar 132 juta orang, 40% diantaranya adalah penggila media sosial, atau 106 juta orang. Penggila internet tersebut, 85% di antaranya mengakses media melalui perangkat seluler.

Beberapa kelebihan penggunaan internet dalam implementasi bisnis adalah konsumen lebih aktif mencari apa yang diinginkannya dengan menggunakan media online, konsumen dapat mengakses berbagai informas dengan lebih mudah, pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa. “Selain itu pemasar juga dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat dan mudah,” pungkas Indra